Wednesday, March 28, 2018

Kinerja Keuangan/Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan

I  PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Untuk melihat kinerja perusahaan, maka harus dilakukan pengolahan lebih lanjut atas laporan keuangan perusahaan. Pemegang saham (Investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan imbal hasil (Return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai olehsatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Analisa rasio dapat dilakukan secara cross section (Cross-Sectional Analysis), time series (Time-Series Analysis), ataupun Combined Analysis (menggabungkan analisa cross section dan analisa time series). Dengan Cross-Sectional Analysis berarti kita membandingkan rasio keuangan perusahaan berbeda untuk waktu yang sama, misalnya membandingkan perusahaan dengan pesaing utama ataupun dengan industri (cara ini disebut dengan benchmarking). Dengan Time-Series Analysis, berarti kita melakukan evaluasi atas perkembangan kinerja perusahaan melalui rasio keuangan.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan kedalam 5 (lima) kategori yang utama, yaitu :
1) Likuiditas
2) Aktivitas
3) Hutang
4) Profitabilitas
5) Pasar

B.     Permasalahan
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah Kinerja Keuangan ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan rasio keuangan ?
2.      Apa tujuan dilakukannya analisa rasio keuangan ?
3.      Apa saja jenis-jenis rasio keuangan ?


II  PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisa Rasio (Ratio Analysis) adalah salah satu cara untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan emiten sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (Stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran tertentu yg disebut rasio. Rasio merupakan bentuk rumusan matematis yg menunjukkan hubungan di antara angka tertentu yg dpt digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil.
Analisis Ratio Keuangan pada dasarnya terdiri atas 2 macam perbandiangan yakni:

  1. Dengan cara membandingkan rasio waktu tertentu dengan rasio dari waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan rasio dr waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang.
  2. Dengan cara membandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yg sejenis atau industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
 


A.    Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam suatu perekonomian. Bambang (2001:245) menggolongkan rasio tersebut terdiri dari Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi, dan Rasio antar laporan.
a.         Rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)
Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya: rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya.
b.         Rasio Laporan Laba Rugi (Income Statment Ratio)
Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan laba netto, operating ratio, dan lain sebagainya.
c.         Rasio Antar Laporan (Inter Statment Ratio)
Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata – rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata – rata dan sebagainya.
Adapun penjabaran dari rasio – rasio keuangan (financial) yang utama dalam laporan keuangan.
 

          1.      Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
a) Current ratio
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan.
Current Asset
Current Ratio = ----------------------------
Current Liabilities
Current ratio Alpha Products 2003 adalah 3.22 X ($2,000 juta dibagi $620 juta), artinya setiap $1 hutang jangka pendek dijamin oleh $3.22 harta lancar. Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.
Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
b) Quick (Acid-Test) Ratio
Quick (Acid-Test) Ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai).
Current Asset - Inventory
Quick Ratio = -------------------------------------
Current Liabilities
Quick Ratio untuk Alpha Products 2003 adalah 1.2 X ($2,000 juta dikurangi $1,230 juta, hasilnya dibagi dengan $ 620 juta).
Quick Ratio = 1,0 atau lebih pada umumnya baik baik perusahaan, walaupun tergantung pada industrinya.

2. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan atau cash (ditunjukkan dengan seberapa cepat beberapa account dikonversikan menjadi penjualan/cash).
a) Inventory Turn Over (ITO)
Inventory Turn Over mengukur aktivitas persediaan perusahaan, ditunjukkan dengan rumus :
Cost of Goods Sold
Inventory Turn Over (ITO) = ---------------------------
Inventory
Inventory Turn Over Alpha Products tahun 2003 adalah 2.93 X ($3,600 juta dibagi $ 1,230 juta). Hal ini menunjukkan bahwa persediaan berputar 2,93 X atau perusahaan melakukan produksi 2,93 X dalam 1 tahun. Makin tinggi ITO makin baik bagi perusahaan. Nilai ITO akan lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, misalnya pasar swalayan pasti mempunyai ITO jauh lebih besar daripada perusahaan mobil.
Averge age of Inventory (AAI) dapat diperoleh dari 360 dibagi ITO (asumsi 360 hari dalam 1 tahun). Hal ini menunjukkan berapa lama persediaan mengendap sebelum dapat dijual.. Untuk Alpha Products, AAI yang dimiliki adalah 123 hari.
b) Average Collection Period (ACP)
Average Collection Period menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang menjadi cash (menagih piutang).
Account Receivables
Average Collection Period = -----------------------------
Average sales per ay
Dibutuhkan waktu 45 hari bagi Alpha Products untuk menagih piutangnya ($750 juta dibagi $6,000 juta/360). ACP lebih bermakna jika dibandingkan dengan credit term perusahaan. Misalnya jika credit term 30 hari maka ACP 45 hari adalah buruk, tetapi jika credit term 60 hari maka ACP-nya baik.
c) Average Payment Period (APP)
Average Payment Period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang dagang perusahaan (account payable).
Account Payable
Average Payment Period = -----------------------------------
Average purchase per day
Kesulitan dalam perhitungan APP bersumber pada penentuan besarnya annual purchase (pembelian bahan baku dalam 1 tahun), karena data ini tidak tersedia dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Karena itu, untuk kemudahan , nilainya diasumsikan 70% dari cost of goods sold.
Bagi Alpha Products, APP adalah sebesar 17.14 hari ($120 juta dibagi 70% * $3,600 juta/360). APP lebih bermakna jika dihubungkan dengan credit term yang diberika supplier kepada perusahaan. Jika supplier memberi credit term 30 hari, maka Alpha Products memiliki creditrating baik.
d) Total Asset Turnover (TATO)
Total Asset Turnover mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan, dan dihitung sebagai :
Sales
Total Asset Turnover = -------------------
Total Asset
TATO Alpha Products = 1.5 X, artinya penggunaan/perputaran aset dalam 1 tahun adalah 1.5 X. Makin tinggi TATO makin efisien penggunaan asset perusahaan.


3. Rasio Hutang
Hutang menunjukkan adanya dana dari pihak di luar perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba. Makin besar hutang perusahaan untuk mendanai asset, maka makin besar financial leverage (financial leverage menunjukkan adanya beban tetap yang berasal dari fixed-cost financing -berupa pembayaran bunga hutang- dalam menghasilkan laba perusahaan). Sehingga dengan kata lain, makin tinggi hutang makin besar risiko perusahaan, dan makin besar pula potensi perolehan labanya. (jadi makin tinggi risiko, makin tinggi returnnya).
Ada dua jenis pengukuran hutang, yaitu degree of debt indebtedness dan ability to service debt. Degree of debt indebtedness mengukur jumlah hutang relative terhadap pos neraca yang signifikan lainnya, misalnya debt ratio. Ability to service debt mengukur kemampuan melakukan pembayaran yang dibutuhkan secara tetap selama perusahaan berhutang. Jika pembayaran dilakukan untuk beban tetap, maka disebut coverage ratio, misalnya times interest earned dan fixed-payment coverage.
a)      Debt ratio
Debt ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor.
Total Debt
Debt ratio = ------------------------
Total Assets
Makin tinggi debt ratio, makin besar financial leverage, dan makin besar pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Bagi Alpha Products, maka debt ratio 2003 = 53.2% ($2,128 juta dibagi $4,000 juta). Ada sebesar 53.2% dana perusahaan yang berasal/dibiayai dari hutang. Makin tinggi rasio hutang, makin berisiko bagi perusahaan, (kemungkinan tidak dapat membayar hutang juga makin besar).
b)     Times Interest Earned Ratio (Interest Coverage Ratio)
Times Interest Earned Ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga.
     Earning Before Interest and Taxes
Times Interest Earned Ratio = -------------------------------------------
Interest
Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Times Interest Earned Ratio makin besar risikonya (tidak mampu membayar bunga hutang). Nilai yang dianggap baik bagi perusahaan berada di antara 3,0 – 5,0.
Bagi Alpha Products, rasio Times Interest Earned = 3.2 X ($567 juta dibagi $ 176 juta).
c)      Fixed-Payment Coverage Ratio
Fixed-Payment Coverage Ratio mengukur kemampuan perusahaan melunasi semua beban tetap yang ada, misalnya pembayaran bunga dan pokok pinjaman, sewa guna, dan dividen saham preferen.
Earning Before Interest and Taxes + Lease Payment
Fixed-Payment = --------------------------------------------------------------------
Coverage Ratio I+ L + (Principal Payment +PS Dividend) x [1/(1-T)]
{ I = Interest ; L = Lease payment ; PS = Preferred Stock ; T = corporate tax rate}
Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Fixed-Payment Coverage Ratio makin besar risikonya, baik bagi perusahaan maupun bagi kreditor. Sebaliknya makin besar rasionya, makin kecil risiko perusahaan tidak mampu menutup beban tetapnya.
Jika diasumsikan bahwa Alpha Products tahun 2003 memiliki lease payment $56 juta, membayar pokok pinjaman $71 juta, dan dikenai pajak 40% maka Fixed-Payment Coverage Ratio Alpha Products = 1.71 X ($567.6 juta + $56 juta, hasilnya dibagi $ 176 juta + $56 juta + ($71 juta + $8 juta)/0.6).

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Ada banyak cara mengukur profitabilitas sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan yang dihasilkan perusahaan, asset yang digunakan, maupun investasi yang dilakukan pemegang saham.
a) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan menghasilkan produk.
  Sales – Cost of Goods Sold           Gross profit
Gross Profit Margin = ------------------------------------ = --------------------
Sales                                   Sales
Alpha Products menghasilkan Gross Profit Margin 2003 sebesar 40% ($2,400 juta dibagi $ 6,000 juta).
b) Operating Profi Margin
Operating Profi Margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya produksi dan biaya operasi (berarti tidak termasuk pembayaran biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen). Operating Profi Margin dapat dikatakan sebagai ukuran laba yang sebenarnya.
Alpha Products menghasilkan Operating Profit Margin 2003 sebesar 9.46% ($567.6 juta dibagi $6,000 juta).
c) Net Profit Margin
Net Profit Margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen.
Earning available for common stockholders
Net Profit Margin = -----------------------------------------------------------
Sales
Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, Net Profit Margin merupakan ukuran yang baik (walaupun tiap industri mempunyai ukuran yang berbeda).
PTAlpha Products menghasilkan Net Profit Margin 2003 sebesar 3.78% ($227 juta dibagi $6,000 juta).
d)     Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share menunjukkan laba per lembar saham yang menjadi hak pemegang saham biasa. EPS juga menjadi perhatian manajemen dan menarik minat calon investor.
     Earning available for common stockholders
Earning Per Share = ---------------------------------------------------------------
 Number of shares of commonstock outstanding
Tahun 2003, Alpha Products memiliki EPS sebesar $4.54 ($227 juta dibagi 50 juta lembar).
e)      Return on Total Assets (ROA)
Return on Total Assets mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. (Dalam beberapa literature, ROA sering disebut sebagai Return on Investment – ROI).
    Earning available for common stockholders
Return on Total Assets = ------------------------------------------------------------
Total Assets
Alpha Products menghasilkan ROA 2003 sebesar 5.67% ($227 juta dibagi $4,000 juta).
f)       Return on Common Equity (ROE)
Return on Common Equity mengukur presentase laba yang diperoleh atas investasi yang dilakukan pemegang saham.
   Earning available for common stockholders
Return on Common Equity = ---------------------------------------------------------
Common Stock Equity
Alpha Products menghasilkan ROE 2003 sebesar 12.67% ($227 juta dibagi $1,792 juta, Common Stock Equity adalah nilai Equity $1,872 juta dikurangi Preferred Stock $ 80 juta).

5.   Rasio Pasar
Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan dengan beberapa indicator pengukuran akunting, misalnya price earning ratio dan market to book ratio.
a)         Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio)
Price Earning Ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap uang (dollar) laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi kepercayaan investor pada perusahaaan atas kinerja yang kan dating. PER juga merupakan indicator atas nilai saham perusahaan.
   Market price per share of common stock
Price Earning Ratio = -----------------------------------------------------
 Earning per Share
Tahun 2003 saham Alpha Products diperdagangkan pada harga $ 46, maka nilai PER adalah sebesar 10.1 X ($46 dibagi $4.54).

b)        Market to Book Ratio (M/B)
Market to Book Ratio memberikan satu penilaian tentang bagaimana investor melihat kinerja perusahaan, yaitu dengan menghubungkan nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.
    Common stock Equity
Book Value per Share = ------------------------------------------------------------------
of common stock    Number of shares of commonstock outstanding

Market Price per share of Common Stock
Market to Book Ratio = ----------------------------------------------------------
Book Value per share of Common Stock
Nilai Buku Saham Alpha Products = $35.84 ($1,792 juta dibagi 50 juta lembar). Jika harga saham $46, maka market to book ratio yang dihasilkan adalah 1.3 X ($46 dibagi $35.84), artinya investor mau membayar $1.3 untuk setiap $1 nilai buku saham.



III  KESIMPULAN

Laporan keuangan dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan untuk berbagai keperluan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, maka pihak-pihak tersebut harus melakukan pengolahan dan analisa atas laporan keuangan perusahaan.
Analisa rasio digunakan untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk melihat kinerja perusahaan. Dengan analisa rasio, dapat diketahui kondisi likuiditas, aktivitas, hutang, profitabilitas dan indicator pasar.
Rasio likuiditas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Rasio yang termasuk didalamnya adalah current ratio dan quick ratio.
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan/cash (sering juga dikatakan sebagai ukuran efektifitas penggunaan aktiva). Rasio yang termasuk didalamnya adalah inventory turnover, average collection period, average payment period, total asset turnover.
Untuk melihat kinerja/keberhasilan perusahaan dibutuhkan pengolahan dan analisa laporan keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan analisa rasio.
Rasio hutang melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang, yang diukur melalui proporsi hutang dalam mendanai aktiva maupun kemampuan memenuhi beban tetapnya. Rasio yang termasuk antara lain : debt ratio, times interest earned ratio, dan fixed-payment coverage ratio.
Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba, yang dikaitkan dengan penjualan, asset dan investasi pemegang saham. Rasio yang termasuk antara lain : profit margin ratios, return on total asset, earning per share, dan return on common equity.
Rasio pasar menghubungkan indicator pasar atas keberhasilan perusahaan (dalam hal ini harga saham) dengan beberapa indicator akunting. Rasio yang termasuk antara lain : price earning ratio, dan market to book ratio.



DAFTAR PUSTAKA

Gill, James O. 2006. Dasar-dasar Analisis Keuangan. Jakarta : Victory Jaya Abadi
S. R., Sumarsono. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar, buku 1 dan 2, Edisi ke-3. Jakarta : Rineka Cipta
Usman, Burhanuddin A. 2004. Mahir Akuntansi. Jakarta : Ganeca Exact
 





0 comments:

Post a Comment

 

Blognya Alviana Anugrah Template by Ipietoon Cute Blog Design