I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk melihat kinerja perusahaan, maka harus
dilakukan pengolahan lebih lanjut atas laporan keuangan perusahaan. Pemegang
saham (Investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan
imbal hasil (Return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi
pemegang saham tidak dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan perusahaan
sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan
keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila
disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata
mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai olehsatu perusahaan dalam kurun
waktu tertentu.
Analisa rasio dapat dilakukan secara cross
section (Cross-Sectional Analysis), time series (Time-Series Analysis), ataupun
Combined Analysis (menggabungkan analisa cross section dan analisa time
series). Dengan Cross-Sectional Analysis berarti kita
membandingkan rasio keuangan perusahaan berbeda untuk waktu yang sama, misalnya
membandingkan perusahaan dengan pesaing utama ataupun dengan industri (cara ini
disebut dengan benchmarking). Dengan Time-Series Analysis, berarti
kita melakukan evaluasi atas perkembangan kinerja perusahaan melalui rasio
keuangan.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan kedalam 5 (lima)
kategori yang utama, yaitu :
1)
Likuiditas
2)
Aktivitas
3)
Hutang
4)
Profitabilitas
5)
Pasar
B.
Permasalahan
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah
Kinerja Keuangan ini adalah:
1. Apa
yang dimaksud dengan rasio keuangan ?
2. Apa
tujuan dilakukannya analisa rasio keuangan ?
3. Apa
saja jenis-jenis rasio keuangan ?
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis
Rasio Keuangan
Analisa Rasio (Ratio Analysis) adalah salah
satu cara untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk
menganalisa dan melihat kinerja perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan
emiten sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (Stakeholders) seperti
investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak
manajemen sendiri. Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan
menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran tertentu yg disebut
rasio. Rasio merupakan bentuk rumusan matematis yg menunjukkan hubungan di
antara angka tertentu yg dpt digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
macam data finansiil.
Analisis Ratio Keuangan pada dasarnya terdiri atas 2
macam perbandiangan yakni:
- Dengan cara membandingkan rasio waktu tertentu dengan rasio dari waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan rasio dr waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang.
- Dengan cara membandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yg sejenis atau industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
A. Jenis-Jenis Rasio
Keuangan
Ada beberapa
analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam
suatu perekonomian. Bambang (2001:245) menggolongkan
rasio tersebut terdiri dari Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi, dan Rasio
antar laporan.
a.
Rasio Neraca (Balance
Sheet Ratio)
Rasio
neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya:
rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri
dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan
sebagainya.
b.
Rasio Laporan Laba Rugi
(Income Statment Ratio)
Rasio
laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha
dengan penjualan laba netto, operating ratio, dan lain sebagainya.
c.
Rasio Antar Laporan
(Inter Statment Ratio)
Rasio
antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio
penjualan kredit dengan piutang rata – rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata – rata dan sebagainya.
Adapun penjabaran dari rasio – rasio keuangan
(financial) yang utama dalam laporan keuangan.
1.
Rasio
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Jadi rasio likuiditas mengukur
kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah
perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering
digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
a) Current ratio
Current
ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, dan
merupakan ukuran yang paling sering digunakan.
Current
Asset
Current
Ratio = ----------------------------
Current
Liabilities
Current
ratio Alpha Products 2003 adalah 3.22 X ($2,000 juta dibagi $620 juta), artinya
setiap $1 hutang jangka pendek dijamin oleh $3.22 harta lancar. Makin tinggi
Current ratio makin baik bagi perusahaan.
Current
ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas
baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik
bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
b) Quick (Acid-Test) Ratio
Quick
(Acid-Test) Ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa
memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak
likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan
kredit/tidak tunai).
Current Asset -
Inventory
Quick Ratio = -------------------------------------
Current
Liabilities
Quick
Ratio untuk Alpha Products 2003 adalah 1.2 X ($2,000 juta dikurangi $1,230
juta, hasilnya dibagi dengan $ 620 juta).
Quick
Ratio = 1,0 atau lebih pada umumnya baik baik perusahaan, walaupun tergantung
pada industrinya.
2.
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa cepat perusahaan
menghasilkan penjualan atau cash (ditunjukkan dengan seberapa cepat beberapa
account dikonversikan menjadi penjualan/cash).
a)
Inventory Turn Over (ITO)
Inventory
Turn Over mengukur aktivitas persediaan perusahaan, ditunjukkan dengan rumus :
Cost of Goods
Sold
Inventory Turn Over (ITO) =
---------------------------
Inventory
Inventory
Turn Over Alpha Products tahun 2003 adalah 2.93 X ($3,600 juta dibagi $ 1,230
juta). Hal ini menunjukkan bahwa persediaan berputar 2,93 X atau perusahaan
melakukan produksi 2,93 X dalam 1 tahun. Makin tinggi ITO makin baik bagi
perusahaan. Nilai ITO akan lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sama, misalnya pasar swalayan pasti mempunyai ITO jauh
lebih besar daripada perusahaan mobil.
Averge
age of Inventory (AAI) dapat diperoleh dari 360 dibagi ITO (asumsi 360 hari
dalam 1 tahun). Hal ini menunjukkan berapa lama persediaan mengendap sebelum
dapat dijual.. Untuk Alpha Products, AAI yang dimiliki adalah 123 hari.
b)
Average Collection Period (ACP)
Average
Collection Period menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi
piutang menjadi cash (menagih piutang).
Account
Receivables
Average Collection Period =
-----------------------------
Average sales
per ay
Dibutuhkan
waktu 45 hari bagi Alpha Products untuk menagih piutangnya ($750 juta dibagi
$6,000 juta/360). ACP lebih bermakna jika dibandingkan dengan credit term
perusahaan. Misalnya jika credit term 30 hari maka ACP 45 hari adalah buruk,
tetapi jika credit term 60 hari maka ACP-nya baik.
c)
Average Payment Period (APP)
Average Payment Period adalah lama
waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang dagang perusahaan (account
payable).
Account Payable
Average Payment Period = -----------------------------------
Average purchase
per day
Kesulitan
dalam perhitungan APP bersumber pada penentuan besarnya annual purchase
(pembelian bahan baku dalam 1 tahun), karena data ini tidak tersedia dalam
laporan keuangan yang dipublikasikan. Karena itu, untuk kemudahan , nilainya
diasumsikan 70% dari cost of goods sold.
Bagi
Alpha Products, APP adalah sebesar 17.14 hari ($120 juta dibagi 70% * $3,600
juta/360). APP lebih bermakna jika dihubungkan dengan credit term yang diberika
supplier kepada perusahaan. Jika supplier memberi credit term 30 hari, maka
Alpha Products memiliki creditrating baik.
d)
Total Asset Turnover (TATO)
Total Asset Turnover mengukur
efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan, dan
dihitung sebagai :
Sales
Total Asset Turnover = -------------------
Total Asset
TATO
Alpha Products = 1.5 X, artinya penggunaan/perputaran aset dalam 1 tahun adalah
1.5 X. Makin tinggi TATO makin efisien penggunaan asset perusahaan.
3.
Rasio Hutang
Hutang menunjukkan adanya dana dari pihak di luar
perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba. Makin besar hutang
perusahaan untuk mendanai asset, maka makin besar financial leverage (financial
leverage menunjukkan adanya beban tetap yang berasal dari fixed-cost financing
-berupa pembayaran bunga hutang- dalam menghasilkan laba perusahaan). Sehingga
dengan kata lain, makin tinggi hutang makin besar risiko perusahaan, dan makin
besar pula potensi perolehan labanya. (jadi makin tinggi risiko, makin tinggi
returnnya).
Ada dua jenis pengukuran hutang, yaitu degree of
debt indebtedness dan ability to service debt. Degree of debt
indebtedness mengukur jumlah hutang relative terhadap pos neraca yang
signifikan lainnya, misalnya debt ratio. Ability to service debt mengukur
kemampuan melakukan pembayaran yang dibutuhkan secara tetap selama perusahaan
berhutang. Jika pembayaran dilakukan untuk beban tetap, maka disebut coverage
ratio, misalnya times interest earned dan fixed-payment coverage.
a)
Debt
ratio
Debt ratio mengukur proporsi total
asset yang dibiayai oleh kreditor.
Total Debt
Debt ratio = ------------------------
Total Assets
Makin
tinggi debt ratio, makin besar financial leverage, dan makin besar pula
proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Bagi
Alpha Products, maka debt ratio 2003 = 53.2% ($2,128 juta dibagi $4,000 juta).
Ada sebesar 53.2% dana perusahaan yang berasal/dibiayai dari hutang. Makin
tinggi rasio hutang, makin berisiko bagi perusahaan, (kemungkinan tidak dapat
membayar hutang juga makin besar).
b) Times Interest Earned
Ratio (Interest Coverage Ratio)
Times Interest Earned Ratio
mengukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga.
Earning
Before Interest and Taxes
Times Interest Earned Ratio =
-------------------------------------------
Interest
Rasio
ini mengukur risiko, maka makin kecil Times Interest Earned Ratio makin besar
risikonya (tidak mampu membayar bunga hutang). Nilai yang dianggap baik bagi
perusahaan berada di antara 3,0 – 5,0.
Bagi
Alpha Products, rasio Times Interest Earned = 3.2 X ($567 juta dibagi $ 176
juta).
c) Fixed-Payment Coverage
Ratio
Fixed-Payment Coverage Ratio
mengukur kemampuan perusahaan melunasi semua beban tetap yang ada, misalnya
pembayaran bunga dan pokok pinjaman, sewa guna, dan dividen saham preferen.
Earning Before
Interest and Taxes + Lease Payment
Fixed-Payment =
--------------------------------------------------------------------
Coverage Ratio I+ L + (Principal Payment +PS
Dividend) x [1/(1-T)]
{ I = Interest ; L = Lease payment
; PS = Preferred Stock ; T = corporate tax rate}
Rasio ini mengukur risiko, maka
makin kecil Fixed-Payment Coverage Ratio makin besar risikonya, baik bagi
perusahaan maupun bagi kreditor. Sebaliknya makin besar rasionya, makin kecil
risiko perusahaan tidak mampu menutup beban tetapnya.
Jika diasumsikan bahwa Alpha
Products tahun 2003 memiliki lease payment $56 juta, membayar pokok pinjaman
$71 juta, dan dikenai pajak 40% maka Fixed-Payment Coverage Ratio Alpha
Products = 1.71 X ($567.6 juta + $56 juta, hasilnya dibagi $ 176 juta + $56
juta + ($71 juta + $8 juta)/0.6).
4.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Ada banyak cara mengukur profitabilitas sehingga
pengukurannya dikaitkan pada penjualan yang dihasilkan perusahaan, asset yang
digunakan, maupun investasi yang dilakukan pemegang saham.
a) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin mengukur
prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan menghasilkan produk.
Sales – Cost
of Goods Sold Gross
profit
Gross Profit Margin =
------------------------------------ = --------------------
Sales Sales
Alpha Products menghasilkan Gross
Profit Margin 2003 sebesar 40% ($2,400 juta dibagi $ 6,000 juta).
b) Operating Profi Margin
Operating Profi Margin mengukur prosentase laba yang
diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya produksi dan biaya operasi
(berarti tidak termasuk pembayaran biaya bunga, pajak dan dividen saham
preferen). Operating Profi Margin dapat dikatakan sebagai ukuran laba yang sebenarnya.
Alpha Products menghasilkan Operating Profit Margin
2003 sebesar 9.46% ($567.6 juta dibagi $6,000 juta).
c) Net Profit Margin
Net Profit Margin mengukur prosentase laba yang
diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk
biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen.
Earning
available for common stockholders
Net Profit
Margin = -----------------------------------------------------------
Sales
Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam
industrinya, Net Profit Margin merupakan ukuran yang baik (walaupun tiap
industri mempunyai ukuran yang berbeda).
PTAlpha
Products menghasilkan Net Profit Margin 2003 sebesar 3.78% ($227 juta dibagi
$6,000 juta).
d) Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share menunjukkan laba per lembar saham
yang menjadi hak pemegang saham biasa. EPS juga menjadi perhatian manajemen dan
menarik minat calon investor.
Earning available for common stockholders
Earning
Per Share = ---------------------------------------------------------------
Number of shares of commonstock outstanding
Tahun
2003, Alpha Products memiliki EPS sebesar $4.54 ($227 juta dibagi 50 juta
lembar).
e) Return on Total Assets
(ROA)
Return on Total Assets mengukur keberhasilan
manajemen menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. (Dalam beberapa
literature, ROA sering disebut sebagai Return on Investment – ROI).
Earning available for common stockholders
Return
on Total Assets = ------------------------------------------------------------
Total
Assets
Alpha
Products menghasilkan ROA 2003 sebesar 5.67% ($227 juta dibagi $4,000 juta).
f)
Return
on Common Equity (ROE)
Return
on Common Equity mengukur presentase laba yang diperoleh atas investasi yang
dilakukan pemegang saham.
Earning
available for common stockholders
Return on Common Equity =
---------------------------------------------------------
Common Stock Equity
Alpha
Products menghasilkan ROE 2003 sebesar 12.67% ($227 juta dibagi $1,792 juta,
Common Stock Equity adalah nilai Equity $1,872 juta dikurangi Preferred Stock $
80 juta).
5. Rasio
Pasar
Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan
dengan beberapa indicator pengukuran akunting, misalnya price earning ratio dan
market to book ratio.
a)
Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio)
Price
Earning Ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap uang (dollar)
laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi kepercayaan
investor pada perusahaaan atas kinerja yang kan dating. PER juga merupakan
indicator atas nilai saham perusahaan.
Market price per share of common stock
Price
Earning Ratio = -----------------------------------------------------
Earning per Share
Tahun 2003 saham Alpha Products diperdagangkan pada
harga $ 46, maka nilai PER adalah sebesar 10.1 X ($46 dibagi $4.54).
b)
Market
to Book Ratio (M/B)
Market to Book Ratio memberikan satu penilaian
tentang bagaimana investor melihat kinerja perusahaan, yaitu dengan
menghubungkan nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.
Common stock Equity
Book
Value per Share = ------------------------------------------------------------------
of
common stock Number of shares of commonstock outstanding
Market
Price per share of Common Stock
Market
to Book Ratio = ----------------------------------------------------------
Book
Value per share of Common Stock
Nilai Buku Saham Alpha Products = $35.84 ($1,792
juta dibagi 50 juta lembar). Jika harga saham $46, maka market to book ratio
yang dihasilkan adalah 1.3 X ($46 dibagi $35.84), artinya investor mau membayar
$1.3 untuk setiap $1 nilai buku saham.
III KESIMPULAN
Laporan
keuangan dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan untuk berbagai keperluan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, maka pihak-pihak tersebut harus melakukan pengolahan dan analisa atas
laporan keuangan perusahaan.
Analisa
rasio digunakan untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk
melihat kinerja perusahaan. Dengan analisa rasio, dapat diketahui kondisi
likuiditas, aktivitas, hutang, profitabilitas dan indicator pasar.
Rasio
likuiditas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendek yang jatuh tempo. Rasio yang termasuk didalamnya adalah current
ratio dan quick ratio.
Rasio
aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan
penjualan/cash (sering juga dikatakan sebagai ukuran efektifitas penggunaan
aktiva). Rasio yang termasuk didalamnya adalah inventory turnover, average
collection period, average payment period, total asset turnover.
Untuk
melihat kinerja/keberhasilan perusahaan dibutuhkan pengolahan dan analisa
laporan keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan analisa rasio.
Rasio
hutang melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang, yang
diukur melalui proporsi hutang dalam mendanai aktiva maupun kemampuan memenuhi
beban tetapnya. Rasio yang termasuk antara lain : debt ratio, times interest
earned ratio, dan fixed-payment coverage ratio.
Rasio
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba, yang dikaitkan
dengan penjualan, asset dan investasi pemegang saham. Rasio yang termasuk
antara lain : profit margin ratios, return on total asset, earning per share,
dan return on common equity.
Rasio
pasar menghubungkan indicator pasar atas keberhasilan perusahaan (dalam hal ini
harga saham) dengan beberapa indicator akunting. Rasio yang termasuk antara
lain : price earning ratio, dan market to book ratio.
DAFTAR
PUSTAKA
Gill, James O. 2006. Dasar-dasar Analisis Keuangan. Jakarta :
Victory Jaya Abadi
S. R., Sumarsono. 1990. Akuntansi Suatu Pengantar, buku 1 dan 2,
Edisi ke-3. Jakarta : Rineka Cipta
Usman, Burhanuddin A.
2004. Mahir Akuntansi. Jakarta :
Ganeca Exact
0 comments:
Post a Comment