Halo semuaaaa...
kali ini Anha mau posting tentang tugas waktu aku kuliah dulu. Anha gak sengaja
nemuin file ini di laptop. Pas baca cuma bisa bilang 'AAAAAA....Ancur bgt nih
tulisan. Kok Aku pede yah setor ini sama dosen. Heeoolll, Maluuuu...
AAAAAAAAAAA!!!!!'.
Waktu itu, dosen mata kuliah Akuntansi Syariah memberikan
tugas untuk ceritakan kebaikan apa saja yang kamu lakuin. Soalnya belajar
akuntansi itu tidak hanya berkaitan tentang mencatat segala hal yang berkaitan
dengan uang. Bukan hanya teorinya aja yang harus dipelajari tetapi kita
dituntut menjadi Akuntan yang baik ke depannya nanti. Maklum, kalo udah
berbicara tentang uang, godaannya itu loh.. Jadi harus punya mental baja buat
menangkis godaan tersebut. Nah tiap minggu itu, kita buat tugas tsb. Enggak
dipaksa sih... Buat tambah-tambah nilai. Tapi kan lumayan...
Satu kebodohan lagi
selain setor tugas ini ma dosen. 'Kok mau yaaah aku posting???
HeHeHeHeeeheee.....Yaaaa Gak papa deh diposting, gak ada yang baca juga. Nih
tulisan aku dulu, masih asli gak pake edit2an apalagi camera 360.
Ehhh......Hheooooll, lebay kumat!, Sebentar buang muka dulu di tong sampah.
Jangan lupa bacanya sambil pegang kantong kresekkk. Takut muntah soalnya. Cek
It Dot...
Hari sabtu lalu, ibu tiba-tiba datang mengunjungiku di
kos. Aku begitu terkejut karena ibu datang tiba-tiba tanpa pernah memberitahu
kalau ia akan datang dari kampung. Namun aku tetap senang karena akhirnya
bertemu lagi dengan ibu. Terakhir kami bertemu pada saat libur idul fitri
kemarin. Itupun hanya beberapa hari saja karena aku harus kembali lagi ke
tempat KKN. Jadi, aku sangat merindukannya.
Saat ibu datang, aku langsung mencecarnya dengan
banyak pertanyaan. ‘Kenapa tidak bilang kalau datang? Sama siapa datang kemari?
Berangkat jam berapa? Berangkat naik apa? Ibu tidak naik motor lagi kan dari
Bone ke sini seperti waktu itu?’ Pernah suatu ketika ibu bersama temannya
berkunjung ke sini naik motor. Waktu itu aku tak bisa bilang apa-apa saking
terkejutnya. Bayangkan saja! Ibu-ibu melakukan perjalanan Bone ke Makassar yang
kurang lebih 5 jam naik motor. Apa punggung mereka tidak sakit??
Seketika itu juga aku langsung diomeli. Ibu
marah-marah karena bukannya menyuruhnya masuk malah memberinya banyak
pertanyaan. Jadi, aku hanya memberikan senyum penyesalanku saja. Aku tahu aku
memang salah tapi tetap saja, aku berperilaku seperti itu karena aku khawatir
padanya. Dan bukannya menyapaku atau menjawab pertanyaanku tadi, ibu langsung
tidur di kasurku. Aku jadi sangsi apa ibu merindukanku atau numpang tidur saja.
Aku hanya bisa mendengus dan menggerutu, namun tetap saja aku senang. Aku
menyadari bahwa ibu sangat lelah setelah berjam-jam lamanya melakukan
perjalanan kemari.
Belum hilang keterkejutanku siang tadi, ibu tiba-tiba
menyuruhku membuatkannya email. Akupun hanya bisa mengangkat kedua alisku.
Memangnya apa yang mau ibu lakukan dengan email? Ibu pun menjelaskan kalau ia
yang seorang guru wajib mendaftar online PU PNS. PU PNS (Pendataan
ulang Pegawai Negeri Sipil) Nasional merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS
yang dilakukan secara online. Untuk bisa mendaftar PU PNS katanya harus
punya email. Akupun hanya mengangguk dan mulai membuatkannya email. Namun
belum 1 detik aku menyentuh laptopku, ibu tiba-tiba menghentikanku. Katanya
biar dia saja yang melakukannya. Aku hanya disuruh mengarahkannya saja. Ibu
juga mau belajar katanya.
Mengajari ibuku harus benar-benar ekstra sabar. Sudah
beberapa kali aku harus menghirup napas yang dalam dengan mata terpejam. Ibu
mengetik sangat lambat. Aku juga telah menjelaskan satu per satu apa maksud
dari yang diklik dan yang harus diketik. Namun ibu bertanya lagi hal yang sama
berulang-ulang. Belum lagi aku dimarahi kalau ia salah klik atau salah ketik.
Padahal ibu yang mengendalikan mouse dan laptopnya. Aku juga telah
mengarahkannya dengan jelas. Beberapa kali aku bahkan menawarkan diri untuk
mengerjakannya. Namun rupanya harga diri ibu terlalu tinggi. Sungguh menghadapi
ibuku harus benar-benar sabar. Walaupun begitu, dengan usaha dan keringat
selama hampir kurang lebih 1 jam akhirnya email yang dibuat ibuku jadi juga.
0 comments:
Post a Comment